21 Desember 2009

Setelah Hujan

udara malam yang pekat begitu tenang menyimpan rahasia hujan
tentang cericau burung esok hari, tentang warna wangi lengkung pagi
tentang putaran jari-jari waktu, tentang keceriaan anak-anak remaja

setelah dimandikannya sisa-sisa cahaya yang penuh sesak
setelah disapunya semua jejak bersama hujan

“ah.. brengsek!
aku jadi lupa jalan pulang”

Desember Ini

Desember ini tak ada puisi untukmu,
sayang...
Hanya beberapa kata yang terlintas
begitu saja.
“Seekor merpati terbang rendah.”

Kurasa itu cukup, walau tak tau
kepada siapa syair ini kutuju.

Hanya Kata

Kata-kataku menabrak langit dan masuk rumah sakit
Jantungnya melemah, kata dokter lukanya parah
Bicaranya tak lagi memiliki suara, hatinya penuh darah

Sahabat-sahabat menjenguknya
Para penyair mengirimkan bunga
Kekasihnya hanya duduk dan berdoa

Di nafas terakhirnya ia menulis sebuah puisi:
“Tadinya, ingin kuruntuhkan langit untukmu
ingin kuambil cahaya itu, untukmu
Tapi aku hanyalah kata, yang melanggar lampu merah”