12 September 2011

Bungaku


bungaku jangan kau ragu, hujan kan datang sirami tubuhmu
bungaku jangan kau layu, mentari kan datang hangatkan harimu

sekuntum bunga dari utara
tumbuh mekar di halaman rumahku
wajahnya ayu dan menawan
wanginya membuat hati tertawan
sekuntum bunga warna merah
daunnya hijau penuh

ingin kupetik tapi takut melukai
sekuntum bunga dari utara
mengetuk-ngetuk pintu hati

Mari Tentukan Arah


Angkat suara dalam satu gelas
Bakar semangat dengan sangat
Agar malam menyala di jiwa
Bagai serigala lapar akan darah
Mari Berkumpul tentukan arah     

Hari ini tinggal sebentar saja
Habiskan semua pedih dan perih
Tenggak semua sisa-sisa sepi
Bagai kalilawar beterbangan
Susuri sudut-sudut malam

Kawan dan sahabatmu menunggu disana
Tanpa lawan mereka menyerah
Menghadapi malam penuh taring
Bagai anjing yang hilang arah
Di tengah kota yang gila

Mari bersama tentukan arah dan tujuan
Ke tengah-tengah kota yang gila, dan hilang arah
Lupakan sejenak esok pagi yang beringas

Mimpi Tak Bertepi


Ayunkan langkah pasti menerobos kedalam sepi
Memupuk tumbuh melati dalam mimpi tak bertepi

Genggam tangan bersama hadapi merahnya dunia
Arungi jiwa, menabur benih agar tumbuh dan bersemi

Rintangan berbuah pasti, sejuk damai disetiap pagi yang ceria
Hangat sahabat kan membawa senyum tawa bagi dunia

Teruslah bermimpi jangan berhenti
Bawalah damai sampai ke tepi
Luas lautan tempat kau bebas mencari
Burung-burung takkan terbang sendiri

Tanah daratan tempat teduh bernyanyi
Bunga-bunga wangi kan mewarnai hari
Teruslah bermimpi jangan berhenti
Bawalah damai sampai ke tepi 

Selamat pagi, Bosan..



selamat pagi rasa bosan
kau datang dan pergi seperti pahlawan kesiangan

wajahmu layu tubuhmu lusuh
kau berdiri ditengah-tengah keramaian masalah

ada jerawat di pipi kirimu
ada yang merindukan kisah-kisah tololmu

selamat pagi rasa bosan
masuklah dan minum kopi pahit buatanku

wajahmu layu tubuhmu lusuh
kau memandangku seakan tak ingin berpisah

ada jerawat di pipi kirimu
ada yang ingin mengajakmu bercumbu

selamat pagi rasa bosan
kau menjelma kekasihku yang dulu

cantik aduhai seksi menawan
namun kau sungguh-sungguh cerewet..

Engkaukah itu


Engkaukah kepak sayap yang melesat
dan beterbangan sebebas mungkin
tentukanlah arahmu sendiri agar tak ragu untuk melawannya

Engkaukah tonggak-tonggak yang kokoh 
ditengah hujan badai tetap berdiri
tegakkanlah bahu dan dagumu agar tak malu bila terjatuh nanti

Engkaukah lambang kebebasan yang sempurna 
yang berteriak dengan damai
angkatlah tinggi persahabatan tanpa berpaling diri

Baiklah, dan: 
jadilah contoh bagi mereka yang ragu
jadilah arah bagi mereka yang hilang
jadilah bendera yang berkibar saat hujan
jadilah mereka yang seperti kita

Engkaukah anugrah yang tersembunyi diantara gedung-gedung kota
yang lebih memilih kesederhanaan, namun mewah didalam jiwa

Engkaukah masa depan yang tersembunyi didalam hutan belantara
lebih memilih diam dan damai, meskipun jiwa meletup-letup

Engkaukah mereka yang seperti kita, tersisihkan dikeramaian malam
lebih memilih bersahabat dengan musuh dan meredam kemarahan

Engkaukah itu??
yang melesat diantara mimpi-mimpiku..

Kerja


Nasib para pencari kerja
Ada ditangan penguasa
Untung-untung kerabat masih jaya
Nepotisme ingat saudara

Mimpi para pencari kerja
Sukses nanti banyak sedekah
Biar bisa masuk surga
hasil Korupsi dimana-mana

Kerja, kerja membanting tulang
Yang dibanting tulang kawan
Kerja, kerja mencari makan
Yang dimakan malah kawan

Serbah salah.,
tak ada kerja pusing tujuh keliling
Sudah kerja malah sibuk cari lawan
Sikut sana, tendang sini, jilat pantat, muka dua
Diangkat-angkat tinggi. Sudah itu, dorong sampai jatuh
Puji-puji kalo ada mau. Sudah dapat lupa sahabat
Serba salah, tapi begitu sudah
Apa mau dikata, aturan Cuma kata

Coba jadi seniman, biar uang sedikit tapi banyak teman
Coba jadi musisi, biar tampang ngepas tapi banyak pacar
Asal jangan jadi pengacara, pengangguran banyak acara
Asal jangan jadi pejabat, pakerja bejat yang lupa bertobat

Menempa Diri

Seperti mata mata kail yang terlempar jauh
jatuh kedalam lautan dan tersangkut batu
Aku pergi bermodal sekaleng umpan
pulang kerumah tanpa hasil seekorpun

Seperti pejuang yang pulang perang
belati di pinggang senjata di bahu
Terasa gagah dan bangga berjalan
namun terasa asing berada di jalanan

Seperti layang-layang yang terbang tinggi
tertiup angin dan melambai-lambai
Benang tersangkut di dahan pinang
layang putus tinggal kenangan

Hari-hari berlalu dengan cepat
langkah demi langkah ku berayun
menyusuri tepi-tepi sawah, tanah-tanah becek
menjejaki kota-kota besar, melalui musim demi musim

Namun yang kutemukan selalu kau;
Seonggok besi yang belum selesai ditempa..

11 September 2011

Sang Perajut

kau bisa saja meragukanNya
menyalahkan ketika terjatuh
bahkan bersombong diri ketika bangkit

tetapi ketahuilah bahwa;
Ia merajut setiap manusia
saat berada di rahim ibunya..

Doa

Tu(h)an., lihat anakmu
yang dulu kecil, bau dan dekil
kini mulai merangkak dan mengenal warna..

perkenankanlah kiranya
untuk dewasa sempurna
jelajahi waktu dengan senyuman..