udara malam yang pekat begitu tenang menyimpan rahasia hujan
tentang cericau burung esok hari, tentang warna wangi lengkung pagi
tentang putaran jari-jari waktu, tentang keceriaan anak-anak remaja
setelah dimandikannya sisa-sisa cahaya yang penuh sesak
setelah disapunya semua jejak bersama hujan
“ah.. brengsek!
aku jadi lupa jalan pulang”
Aku ingin membacamu dengan khusyuk, bagai sebuah Kitab. Lalu aku akan tinggal diam di dalam hatimu untuk membaca diriku sendiri.
21 Desember 2009
Desember Ini
Desember ini tak ada puisi untukmu,
sayang...
Hanya beberapa kata yang terlintas
begitu saja.
“Seekor merpati terbang rendah.”
Kurasa itu cukup, walau tak tau
kepada siapa syair ini kutuju.
sayang...
Hanya beberapa kata yang terlintas
begitu saja.
“Seekor merpati terbang rendah.”
Kurasa itu cukup, walau tak tau
kepada siapa syair ini kutuju.
Hanya Kata
Kata-kataku menabrak langit dan masuk rumah sakit
Jantungnya melemah, kata dokter lukanya parah
Bicaranya tak lagi memiliki suara, hatinya penuh darah
Sahabat-sahabat menjenguknya
Para penyair mengirimkan bunga
Kekasihnya hanya duduk dan berdoa
Di nafas terakhirnya ia menulis sebuah puisi:
“Tadinya, ingin kuruntuhkan langit untukmu
ingin kuambil cahaya itu, untukmu
Tapi aku hanyalah kata, yang melanggar lampu merah”
Jantungnya melemah, kata dokter lukanya parah
Bicaranya tak lagi memiliki suara, hatinya penuh darah
Sahabat-sahabat menjenguknya
Para penyair mengirimkan bunga
Kekasihnya hanya duduk dan berdoa
Di nafas terakhirnya ia menulis sebuah puisi:
“Tadinya, ingin kuruntuhkan langit untukmu
ingin kuambil cahaya itu, untukmu
Tapi aku hanyalah kata, yang melanggar lampu merah”
Langganan:
Postingan (Atom)