Kata-kataku menabrak langit dan masuk rumah sakit
Jantungnya melemah, kata dokter lukanya parah
Bicaranya tak lagi memiliki suara, hatinya penuh darah
Sahabat-sahabat menjenguknya
Para penyair mengirimkan bunga
Kekasihnya hanya duduk dan berdoa
Di nafas terakhirnya ia menulis sebuah puisi:
“Tadinya, ingin kuruntuhkan langit untukmu
ingin kuambil cahaya itu, untukmu
Tapi aku hanyalah kata, yang melanggar lampu merah”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar