06 Februari 2014

Membacamu

membacamu seperti sebuah petualangan
mengenalmu adalah perjalanan panjang
dan memilikimu menjadi mimpi terbesar

mari kita keluar dari waktu sebentar
untuk sekedar belajar demi mengejanya dengan sabar

“adakah diantara kita yang terlahir sia-sia,
seperti bunga jambu yang mendadak layu itu?
karena kau Angin

yang ditakdirkan menggugurkan daun-daun itu.”


Petualang Gila

Kukatakan kau petualang gila
Karena kau selalu saja melewati batas
Gunung-gunung sudah biasa
Sungai laut tempat ibadah
Berbeda dengan yang biasa-biasa
Cuma bisa sampai di perbatasan

Kukatakan kau petualang gila
Karena kau sering kali kelewat batas
Ide-ide janggal. Langkah-langkah tak wajar
Tiba-tiba ambruk susun kembali
Berbeda dengan yang lain
Cuma bisa santai di perbatasan

Kukatakan kau petualang gila
Karena kau tidak lagi memiliki batas
Kata-katamu mulai sulit dicerna biasa
Seenaknya saja melintas rasa dan percaya
Berbeda dengan yang tak biasa

Selamanya akan tetap tak terbaca

Di Pasar

Seketika tiba pada daun singkong dan kelapa parut
Saat petang di antara sisa-sisa kerangka cahaya
Sesosok Tokoh tiba-tiba saja lantang angkat nada bijak
(…  …  …)
Suaranya merdu madu di telinga batu
Sampai bermenit-menit semua dahi mengernyit
Semua tema terdiksi dengan rapi penuh inspirasi
Sosiologi politik, internasional sampai ke luar angkasa
Sejarah Nabi-nabi dan alam semesta. Astaga
Suara beberapa riuh angkat tawa dan tersipu lucu
Sang Tokoh tampil sempurna dalam irama kata. Tapi

Sial, sendalnya kanan dua-dua

Jejak Yang Ditinggalkan

Sudah banyak jejak yang ditinggalkan
Baik oleh para pendahulu maupun berikutnya
Setiap jejak memiliki arah dan makna diri
Jejak yang ragu akan hilang tertimbun waktu
Arah sesungguhnya ada dalam jiwa yang paling inti
Mencarimu adalah ibadah yang paling tualang
Jejak-jejak kita tercatat dalam kitab pohon


--SAR Arjuna-Welirang, Jan 2014--

Hutang Ayah, apes..

Banjir datang mau menagih
Ayah belum mampu bayar janji
Barang-barang hanyut disita Kali
Apes..
Makanya Ayah jangan banyak visi
Yang tidak ter-eksekusi
Halusinasi
Apes..


--ayahku Gubernur--

Cahaya Kecil

Di antara kita ada cahaya kecil yang diam-diam menyala
Kecil saja untuk dunia yang seluas ini. Cukup sulit
untuk menjaganya tetap abadi
Cahaya itu menyala ketika kita sedang terdiam
di dalam mimpi yang paling beku
Ketika kusingkap debu pada jarak dan waktu tersimpan
Ketika kau pikat jejak jelajah dalam kabut telaga   
  : antara kita ada cahaya kecil yang diam-diam membelah diri


-E- 

Derita Banjir Kecil

“Ibuuu lihat, Banjir mengambil buku-buku dan pakaianku.”
Sambil mengalir Ia berteriak,
“pinjem bentaaar., ada derita kecil yang ingin kutulis dan kudandanin.”

Ibu masih sibuk di teras rumah,
bermain galasin dengan Ciliwung.

-Jan,2014-