Aku ingin membacamu dengan khusyuk, bagai sebuah Kitab. Lalu aku akan tinggal diam di dalam hatimu untuk membaca diriku sendiri.
30 November 2011
Tentu Saja Kau Tau
Ada rindu yang meresap di ubun-ubunmu
rindu yang ku ucapkan dengan mantra yunani kuno
rindu yang sebesar gajah yang kutiup melayang sebrangi laut
rindu yang padat mengental, sampai-sampai rindu itu kian membatu
dalam kepalamu, terlebih lagi di kepalaku..
asal kau tau saja,
jantungku ini telah kubagi dua
satu untuk sarapan pagi ini
satu lagi, telah kuselip di saku hatimu..
Tentu Saja (i2)
Ada rindu yang meresap di ubun-ubunmu
rindu yang ku ucapkan dengan mantra yunani kuno
rindu yang sebesar gajah, yang melayang seberangi laut
rindu yang padat mengental, sampai-sampai rindu itu
kini telah membatu
dalam kepalamu, terlebih lagi di kepalaku..
seandainya kau benar-benar tau,
jantungku ini telah kubagi dua
satu untuk hidup, satu lagi kuselip di saku celanamu..
rindu yang ku ucapkan dengan mantra yunani kuno
rindu yang sebesar gajah, yang melayang seberangi laut
rindu yang padat mengental, sampai-sampai rindu itu
kini telah membatu
dalam kepalamu, terlebih lagi di kepalaku..
seandainya kau benar-benar tau,
jantungku ini telah kubagi dua
satu untuk hidup, satu lagi kuselip di saku celanamu..
12 September 2011
Bungaku
bungaku jangan kau ragu, hujan kan datang sirami tubuhmu
bungaku jangan kau layu, mentari kan datang hangatkan harimu
sekuntum bunga dari utara
tumbuh mekar di halaman rumahku
wajahnya ayu dan menawan
wanginya membuat hati tertawan
sekuntum bunga warna merah
daunnya hijau penuh
ingin kupetik tapi takut melukai
sekuntum bunga dari utara
mengetuk-ngetuk pintu hati
Mari Tentukan Arah
Angkat suara dalam satu gelas
Bakar semangat dengan sangat
Agar malam menyala di jiwa
Bagai serigala lapar akan darah
Mari Berkumpul tentukan arah
Hari ini tinggal sebentar saja
Habiskan semua pedih dan perih
Tenggak semua sisa-sisa sepi
Bagai kalilawar beterbangan
Susuri sudut-sudut malam
Kawan dan sahabatmu menunggu disana
Tanpa lawan mereka menyerah
Menghadapi malam penuh taring
Bagai anjing yang hilang arah
Di tengah kota yang gila
Mari bersama tentukan arah dan tujuan
Ke tengah-tengah kota yang gila, dan hilang arah
Lupakan sejenak esok pagi yang beringas
Mimpi Tak Bertepi
Ayunkan langkah pasti menerobos kedalam sepi
Memupuk tumbuh melati dalam mimpi tak bertepi
Genggam tangan bersama hadapi merahnya dunia
Arungi jiwa, menabur benih agar tumbuh dan bersemi
Rintangan berbuah pasti, sejuk damai disetiap pagi yang ceria
Hangat sahabat kan membawa senyum tawa bagi dunia
Teruslah bermimpi jangan berhenti
Bawalah damai sampai ke tepi
Luas lautan tempat kau bebas mencari
Burung-burung takkan terbang sendiri
Tanah daratan tempat teduh bernyanyi
Bunga-bunga wangi kan mewarnai hari
Teruslah bermimpi jangan berhenti
Bawalah damai sampai ke tepi
Selamat pagi, Bosan..
selamat pagi rasa bosan
kau datang dan pergi seperti pahlawan kesiangan
wajahmu layu tubuhmu lusuh
kau berdiri ditengah-tengah keramaian masalah
ada jerawat di pipi kirimu
ada yang merindukan kisah-kisah tololmu
selamat pagi rasa bosan
masuklah dan minum kopi pahit buatanku
wajahmu layu tubuhmu lusuh
kau memandangku seakan tak ingin berpisah
ada jerawat di pipi kirimu
ada yang ingin mengajakmu bercumbu
selamat pagi rasa bosan
kau menjelma kekasihku yang dulu
cantik aduhai seksi menawan
namun kau sungguh-sungguh cerewet..
Engkaukah itu
Engkaukah kepak sayap yang melesat
dan beterbangan sebebas
mungkin
tentukanlah arahmu sendiri agar tak ragu untuk melawannya
Engkaukah tonggak-tonggak yang kokoh
ditengah hujan badai tetap
berdiri
tegakkanlah bahu dan dagumu agar tak malu bila terjatuh
nanti
Engkaukah lambang kebebasan yang sempurna
yang berteriak dengan
damai
angkatlah tinggi persahabatan tanpa berpaling diri
jadilah contoh bagi mereka yang ragu
jadilah arah bagi mereka yang hilang
jadilah bendera yang berkibar saat hujan
jadilah mereka yang seperti kita
Engkaukah anugrah yang tersembunyi diantara gedung-gedung kota
yang lebih memilih kesederhanaan, namun mewah didalam jiwa
Engkaukah masa depan yang tersembunyi didalam hutan belantara
lebih memilih diam dan damai, meskipun jiwa meletup-letup
Engkaukah mereka yang seperti kita, tersisihkan dikeramaian
malam
lebih memilih bersahabat dengan musuh dan meredam kemarahan
Engkaukah itu??
yang melesat diantara mimpi-mimpiku..
Kerja
Nasib para pencari kerja
Ada ditangan penguasa
Untung-untung kerabat masih jaya
Nepotisme ingat saudara
Mimpi para pencari kerja
Sukses nanti banyak sedekah
Biar bisa masuk surga
hasil Korupsi dimana-mana
Kerja, kerja membanting tulang
Yang dibanting tulang kawan
Kerja, kerja mencari makan
Yang dimakan malah kawan
Serbah salah.,
tak ada kerja pusing tujuh keliling
Sudah kerja malah sibuk cari lawan
Sikut sana, tendang sini, jilat pantat, muka dua
Diangkat-angkat tinggi. Sudah itu, dorong sampai jatuh
Puji-puji kalo ada mau. Sudah dapat lupa sahabat
Serba salah, tapi begitu sudah
Apa mau dikata, aturan Cuma kata
Coba jadi seniman, biar uang sedikit tapi banyak teman
Coba jadi musisi, biar tampang ngepas tapi banyak pacar
Asal jangan jadi pengacara, pengangguran banyak acara
Asal jangan jadi pejabat, pakerja bejat yang lupa
bertobat
Menempa Diri
Seperti mata mata kail yang terlempar jauh
jatuh kedalam lautan dan tersangkut batu
Aku pergi bermodal sekaleng umpan
pulang kerumah tanpa hasil seekorpun
Seperti pejuang yang pulang perang
belati di pinggang senjata di bahu
Terasa gagah dan bangga berjalan
namun terasa asing berada di jalanan
Seperti layang-layang yang terbang tinggi
tertiup angin dan melambai-lambai
Benang tersangkut di dahan pinang
layang putus tinggal kenangan
Hari-hari berlalu dengan cepat
langkah demi langkah ku berayun
menyusuri tepi-tepi sawah, tanah-tanah becek
menjejaki kota-kota besar, melalui musim demi musim
Namun yang kutemukan selalu kau;
Seonggok besi yang belum selesai ditempa..
jatuh kedalam lautan dan tersangkut batu
Aku pergi bermodal sekaleng umpan
pulang kerumah tanpa hasil seekorpun
Seperti pejuang yang pulang perang
belati di pinggang senjata di bahu
Terasa gagah dan bangga berjalan
namun terasa asing berada di jalanan
Seperti layang-layang yang terbang tinggi
tertiup angin dan melambai-lambai
Benang tersangkut di dahan pinang
layang putus tinggal kenangan
Hari-hari berlalu dengan cepat
langkah demi langkah ku berayun
menyusuri tepi-tepi sawah, tanah-tanah becek
menjejaki kota-kota besar, melalui musim demi musim
Namun yang kutemukan selalu kau;
Seonggok besi yang belum selesai ditempa..
11 September 2011
Sang Perajut
kau bisa saja meragukanNya
menyalahkan ketika terjatuh
bahkan bersombong diri ketika bangkit
tetapi ketahuilah bahwa;
Ia merajut setiap manusia
saat berada di rahim ibunya..
menyalahkan ketika terjatuh
bahkan bersombong diri ketika bangkit
tetapi ketahuilah bahwa;
Ia merajut setiap manusia
saat berada di rahim ibunya..
Doa
Tu(h)an., lihat anakmu
yang dulu kecil, bau dan dekil
kini mulai merangkak dan mengenal warna..
perkenankanlah kiranya
untuk dewasa sempurna
jelajahi waktu dengan senyuman..
yang dulu kecil, bau dan dekil
kini mulai merangkak dan mengenal warna..
perkenankanlah kiranya
untuk dewasa sempurna
jelajahi waktu dengan senyuman..
08 Juni 2011
Tak Seindah Matamu
Memang seindah pelangi dua bola matamu,
namun tak dapat kutemukan di dalam hatimu.
namun tak dapat kutemukan di dalam hatimu.
05 Juni 2011
Hujan tadi malam
hujan marah-marah sepanjang malam
banjir jadi kalang kabut, selokan pada kelelep
pohon-pohon gulung celana
paginya, matahari terlambat bangun
bermalas-malas di garis pantai
orang pada marah-marah, jalanan dicacimaki
bus, mobil-mobil, motor pada antri
berdiri sepanjang hari, waktu dibuang-buang dari knalpot
sampah-sampah makin menumpuk di meja kerja
yang tidur makin pulas bermimpi..
banjir jadi kalang kabut, selokan pada kelelep
pohon-pohon gulung celana
paginya, matahari terlambat bangun
bermalas-malas di garis pantai
orang pada marah-marah, jalanan dicacimaki
bus, mobil-mobil, motor pada antri
berdiri sepanjang hari, waktu dibuang-buang dari knalpot
sampah-sampah makin menumpuk di meja kerja
yang tidur makin pulas bermimpi..
Hantu dan Ayam jantan
Dua hantu sedang berpacaran dibawah pohon sawo.
"Abang sayang adik kan..?" Salah satunya bertanya.
"Sampai mati abang pasti sayang adik.
Meskipun pohon ini mati karena tua,
walaupun kuburan kita kena gusur,
abang tetep sayang adik.!" Jawab hantu pria.
Lalu, seekor ayam jantan yang sedang bertengger
di atas dahan pohon sawo
tiba-tiba saja berak diatas kepala si hantu, pluk..!!
Ayam jantan langsung kesurupan.
Berkokok-kokok sapanjang malam.
Besoknya masuk kuali..
"Abang sayang adik kan..?" Salah satunya bertanya.
"Sampai mati abang pasti sayang adik.
Meskipun pohon ini mati karena tua,
walaupun kuburan kita kena gusur,
abang tetep sayang adik.!" Jawab hantu pria.
Lalu, seekor ayam jantan yang sedang bertengger
di atas dahan pohon sawo
tiba-tiba saja berak diatas kepala si hantu, pluk..!!
Ayam jantan langsung kesurupan.
Berkokok-kokok sapanjang malam.
Besoknya masuk kuali..
Hantu kok takut
Sesosok hantu berjalan-jalan ketika malam sedang menggantung.
Bersiul-siul ia sendirian berjalan sepanjang sunyi.
Sekali-kali ia berlompatan di atas dahan pohon,
pagar-pagar rumah dan di loteng-loteng,
Sesaat sebelum tiba di perempatan jalan ke kuburan
Hantu berhenti sejenak untuk mengintai sepi.
Kepalanya celingak-celinguk dari atas pagar,
kemudian ia melompat keluar, hap..!
"Seetaaaaaannn...!!?"
Tiba-tiba Hantu lari ketakutan
Seorang penyair mabuk sedang menatapnya
dari samping pagar dan berkata,
"hantu kok takut.?"
Bersiul-siul ia sendirian berjalan sepanjang sunyi.
Sekali-kali ia berlompatan di atas dahan pohon,
pagar-pagar rumah dan di loteng-loteng,
Sesaat sebelum tiba di perempatan jalan ke kuburan
Hantu berhenti sejenak untuk mengintai sepi.
Kepalanya celingak-celinguk dari atas pagar,
kemudian ia melompat keluar, hap..!
"Seetaaaaaannn...!!?"
Tiba-tiba Hantu lari ketakutan
Seorang penyair mabuk sedang menatapnya
dari samping pagar dan berkata,
"hantu kok takut.?"
31 Mei 2011
Hantumu
kalau saja malam itu kamu
aku pasti jadi hantumu
kupetik bunga dari kuburan
bawanya dengan ambulan
kucari tempat paling sepi
dan ku ajak kau menari
kalau saja kamu mau
sudah lama aku tau
karna aku takkan berhenti
menggodamu sampai mati
aku pasti jadi hantumu
kupetik bunga dari kuburan
bawanya dengan ambulan
kucari tempat paling sepi
dan ku ajak kau menari
kalau saja kamu mau
sudah lama aku tau
karna aku takkan berhenti
menggodamu sampai mati
Pistol
Pistolku dalam genggamanmu
sia-sia tak kau kokang
saat jariku memicu pelatukmu
Bibirmu juga senjata
hangat mematikan
menembakan bisa liur
Hati itu seperti pistol
berbahaya bila terpicu
peluru adalah cintanya
Saat kuterbangun
hujan menembus loteng
basah sudah mimpiku..
sia-sia tak kau kokang
saat jariku memicu pelatukmu
Bibirmu juga senjata
hangat mematikan
menembakan bisa liur
Hati itu seperti pistol
berbahaya bila terpicu
peluru adalah cintanya
Saat kuterbangun
hujan menembus loteng
basah sudah mimpiku..
09 Februari 2011
Gadis Kerudung Bulan
Perjalanannya masih panjang
Tapi tubuh sudah kering kerontang
Umurnya masih muda waktu
Seumur pohon tebu, lagi manis-manisnya di seduh
Tapi jalanan mendandaninya debu
Mendidiknya lewat cuaca, menelanjangi mata kata
Ayahnya adalah malam, ibunya sudah lama tak pulang
Ukulele saudari sematinya, tanpanya makan jadi basi
Gadis berkerudung bulan
Jual suara di bawah rembulan
Mimpinya tak besar. Cuma cukup untuk semalam
Sesekali bulan mati. Sesekali malam mencurinya
Tapi tubuh sudah kering kerontang
Umurnya masih muda waktu
Seumur pohon tebu, lagi manis-manisnya di seduh
Tapi jalanan mendandaninya debu
Mendidiknya lewat cuaca, menelanjangi mata kata
Ayahnya adalah malam, ibunya sudah lama tak pulang
Ukulele saudari sematinya, tanpanya makan jadi basi
Gadis berkerudung bulan
Jual suara di bawah rembulan
Mimpinya tak besar. Cuma cukup untuk semalam
Sesekali bulan mati. Sesekali malam mencurinya
Pinorbo
“Maaf buah mangganya sudah habis,
tapi aku masih menyimpan kulitnya.”
Aku tak suka mangga
aku lebih mencintai kulit pisang
agar bisa kuletakkan ditengah jalan
Karena;
Puisiku naksir kibaran sarungmu
tapi aku masih menyimpan kulitnya.”
Aku tak suka mangga
aku lebih mencintai kulit pisang
agar bisa kuletakkan ditengah jalan
Karena;
Puisiku naksir kibaran sarungmu
Sebatang Sisa
Sebatang malang
Tak kan ku hisap
Walau bibir memaksa
Dan dingin me-nganga di dada
Sebatang sisa
Tak ada perkara
Meski mengusik jemari kata
Biar malam kubakar lara
Sebatang sisa semalam
Terbakar dalam angan
Jadi asap melayang awam
Tak kan ku hisap
Walau bibir memaksa
Dan dingin me-nganga di dada
Sebatang sisa
Tak ada perkara
Meski mengusik jemari kata
Biar malam kubakar lara
Sebatang sisa semalam
Terbakar dalam angan
Jadi asap melayang awam
Cermin Tua
Bulat tak sempurna
Karena retak di tengah
Sore hari kau bilang tampan
Paginya bungkam suara
Menunggu setia sudut ruangan
Pantulkan sepi hingga ke ujung
Entah berapa tampang sudah terekam
Sementara Tuan telanjang diri
Carmin tua tampak sendiri
Karena retak di tengah
Sore hari kau bilang tampan
Paginya bungkam suara
Menunggu setia sudut ruangan
Pantulkan sepi hingga ke ujung
Entah berapa tampang sudah terekam
Sementara Tuan telanjang diri
Carmin tua tampak sendiri
Senja Borneo
Hari ini aku melukis senja
Di tepian laut borneo
Dengan kata-kata dari bulat mata
Hari ini senja melukisku
Dengan kuas awan langit borneo
Lukisan lelaki di dermaga kayu
Biru langit, coklat kayu
Barisan perahu tepi laut
Berbatas senja di cakrawala
Kami saling melukis diri
Di tepian laut borneo
Dengan kata-kata dari bulat mata
Hari ini senja melukisku
Dengan kuas awan langit borneo
Lukisan lelaki di dermaga kayu
Biru langit, coklat kayu
Barisan perahu tepi laut
Berbatas senja di cakrawala
Kami saling melukis diri
Jarak
Sahabat..
kuceritakan sedikit tentang jarak
Ia takkan kenal lelah, meskipun hari-harinya berkelana
Sepi dan sunyi jadi sahabat ketika malam terjaga
Dan keramaian hanya ada dipersinggahan
Arah angin tak akan berpengaruh sedikitpun baginya
Bahkan ketika jejak-jejak tak lagi ditemukannya
Aroma anggur dan tembakau melangkah bersamanya berdampingan
Dan jarak adalah jarak, jangan kau ukur dengan logika
Karena sedekat apapun itu ada rahasia yang tak mungkin kau ungkap
kuceritakan sedikit tentang jarak
Ia takkan kenal lelah, meskipun hari-harinya berkelana
Sepi dan sunyi jadi sahabat ketika malam terjaga
Dan keramaian hanya ada dipersinggahan
Arah angin tak akan berpengaruh sedikitpun baginya
Bahkan ketika jejak-jejak tak lagi ditemukannya
Aroma anggur dan tembakau melangkah bersamanya berdampingan
Dan jarak adalah jarak, jangan kau ukur dengan logika
Karena sedekat apapun itu ada rahasia yang tak mungkin kau ungkap
Sepanjang jalan
Disepanjang jalan dadaku terbuka
Menangkap warna dan gerak cahaya
Mengisi waktu dengan sunyi kelana
Kulukis setiap wajah dengan seksama
Kerutan-kerutan kulit dan lekuk kening
Juga usia tanah dan pepohonan
Disepanjang jalan
Selalu kulihat seorang tolol
Berbicara pada bayangannya sendiri
Menangkap warna dan gerak cahaya
Mengisi waktu dengan sunyi kelana
Kulukis setiap wajah dengan seksama
Kerutan-kerutan kulit dan lekuk kening
Juga usia tanah dan pepohonan
Disepanjang jalan
Selalu kulihat seorang tolol
Berbicara pada bayangannya sendiri
Terlelap
Aku rindu
Pada wangi tubuh
Keringat dan liurmu
“Seorang lelaki terlanjang
terlelap dibawah ketiaknya
setelah mengarungi gejolak jiwanya.”
Aku tetap rindu
Pada wangi tebu
Manis dan madumu
Pada wangi tubuh
Keringat dan liurmu
“Seorang lelaki terlanjang
terlelap dibawah ketiaknya
setelah mengarungi gejolak jiwanya.”
Aku tetap rindu
Pada wangi tebu
Manis dan madumu
Langkah
Langkahku setengah terbakar
Dan semangat hampir padam
Dalam sebuah perjalanan panjang
Menyapu daratan dengan telapak yang kian tipis
Menahan angin dengan tubuh ter-kikis
Melempari bintang dengan krikil-krikil malam
Siangnya, menghitung jarak dan tenaga
Dan semangat hampir padam
Dalam sebuah perjalanan panjang
Menyapu daratan dengan telapak yang kian tipis
Menahan angin dengan tubuh ter-kikis
Melempari bintang dengan krikil-krikil malam
Siangnya, menghitung jarak dan tenaga
Langganan:
Postingan (Atom)