Panggilnya tiba saat untuk ditinggalkan.
Nyaman nan semu hempaskan indahnya henti.
Digulung jalan itu berserak umur mengulur.
"Apa hendak dicari kawan?"
Warnanya warni nyata didarah.
Sejak kali pertama dari ibu.
Tiada pasti takut dan ragu membentang.
Dijejak tegap menari menanti kepulangan tertunda.
"Di megah tertinggi apa hendak dicari?
Sedang tak ada ingin di jumpa."
Mekarnya pagi sekuncup malam.
Datangnya lagi semerbak pelangi.
Hari kita sejumlah ketika itu.
Meski kutak harus meninggalkan muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar