Ingatkah ketika sapamu menamparku,
kibaskan kabut dalam mimpi,
bangunkan jiwa yang liar,
hidupkan segala yang mati.
Ingatkah ketika tatapmu menusuk dalam,
meriakkan genangan kalbu,
terselam menyusuri tarian pagi,
alirkan mata air ini.
Karena itu aku tersungkur,
tersiksa parasmu yang melekat pada senyum mentari,
dimalam yang menari pada langkah kaki yang entah dimana.
Tidakkah kau melihat sesuatu yang tersembunyi dicekung mataku,
yang telah meranggas dan hendak kau permainkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar