09 Desember 2008

TO IMMANUEL (RIP)

Tubuhnya tergeletak sedang jiwanya terangkat, melayang dan membumbung.
Dilihatnya seisi ruang, seisi rumah, seluruh kota dan sepuas matanya.

"begitu tenangnya malam, dan lihatlah semua bintang mengintipku dengan ayu. Mungkin, akulah pengganti bulan."

Disisi lain pengejut jantung telah lelah berharap, kesadaran hidup membuih disudut bibir yang tertinggal.
Lirih tangis menggema pada langit-langit, pada awan-awan lembut dan membungkus anak manusia bagai peluk ayah penghantar tidur yang kekal.

"begitu tenangnya hari dan lihatlah rerumputan kabarkan gembira pada tanah gembur. Mungkin aku kan menjadi embun disetiap pagi yang selalu."

Begitulah mimpi mengganggumu diujung runcing laknat; dan menjelma nyata.

Tidak ada komentar: