18 November 2009

Penguasa Masih Buta

Hei penguasa !!
Tak getar juga lututmu kini, ketika tercium bau bangkaimu di hadapan Mahkamah
Ketika warna jubahmu mulai pudar, hingga hampir saja kau tampak telanjang
Dengan kemaluanmu yang besar dan kau bangga-banggakan

Kami, telah lama menunggu
Saat-saat langit terbuka perlahan dan menampakkan cahayanya
Cahaya sebenarnya, yang bersinar masuk menembus ke ruang sidang
Ke ruang rakyat, juga ke ruang Agung

Kami tak mau terang itu sementara
Sebab jiwa sudah lapar, sudah pekak juga telinga, bosan akan negeri
Yang menumpuk sampah-sampah, yang kami bakar diam-diam
Yang kami daur diam-diam

Kamu, aku, juga mereka harus mau
Bahwa dunia telah berubah warna, kulitnya mulai terkelupas dan terbakar
Karena waktu telah makin dewasa, suara semakin lantang, dan bendera harus berkibar

Dan Indonesiamu, juga Indonesiaku
Mulai keluar dari kepompongnya
Untuk menjadi kupu-kupu

Tidak ada komentar: