22 Maret 2010

Waktu Di Stasiun Tugu

Di stasiun tugu, seorang pedagang tahu menyapaku.
Katanya, “langit berwarna abu-abu, matahari juga malu-malu
Kupikir, kau perlu tahu.”
Setelah memberi sebungkus tahu ia kembali menggoreng waktu.

Kereta unggu tiba dari jauh, sementara ia tak mau menunggu.
Sepatu-sepatu berhamburan diatas batu. Tapi, bukan tujuanku.
Setelah siap ia melaju, pak masinis kembali menjalankan waktu.

Hei..,
tiba-tiba saja ada wanita cantik disampingku.
Terasa sayang bila berlalu, maka kusapa dengan merdu.“Hai..,”
Ia membalas dengan segaris senyum yang ranum, lalu pergi.
Ia mematikan waktu sesaat.
Lalu, kembali kulangkahkan kaki waktu

Tidak ada komentar: