30 September 2010

Sepi

Sependok sepi, dua bongkah hayal, kuaduk dalam segelas air hujan
rasanya seperti petir yang menyambar-nyambar.

Kubakar sebatang rokok, asapnya menggumpal dilangit-langit
rasanya hambar seperti sayur tanpa garam.

Dikamar aku melamun sendiri, rencanakan masa depan yang cerah
meski cuaca jauh dari cerah di sore yang tak merah.

Yang kunanti seorang dewi cantik menawan
penyingkir kabut dari pandangan.

Agar esok tak lagi menunggu arahnya.

Tidak ada komentar: