Hitam lebam kulit badan
Keriting pikiranku
Keras batu keras watak
Keras pula perjuanggan
Hidup bukan Cuma emas
Roti, ubi, keju sama dimakan
Hanya saja rasa berbeda
Begitu juga hidup
Penuh mimpi berbuah-buah
Bukan salah nasib tak memihak
Bila usaha tak ada
Katamu, “ini tanah kami kaya, subur”
Percuma bila tak terdidik putra daerah
Bila tak maju pemikiran, jadi budak di tanah sendiri
Hitam lebam kau punya badan
Keriting pikiranmu
Lapar jiwamu, Lapar pengetahuanmu
diperjalanan yang terik demi mencari sekeranjang makanan
Makan dan minum demi hari depanmu
Seperti seorang sarjana yang keroncongan
Habis tenagamu menimba-nimba ilmu
Tak dapat tempat di perkotaan yang sesak
Kau putuskan untuk merantau
Kata orang tua “dikampung masih banyak tanah kosong
Masih banyak orang bodoh, kau akan lebih dihargai nanti”
Nyatanya sama tanah, sama laut, luas tak terkira
Musim hujan tiba
Dingin sekujur tubuh
Tulang-tulangmu beku
Tidur jadi terganggu
Malam semakin gelap
Tanpa pijakan kau menunggu
Hingga hujan mereda
Jiwa tetap beku
Kau bermimpi karena terpaksa harus bermimpi
Sebab hanya itu teman yang kau punya
Jalan-jalan semakin lenggang
kendaraan mulai sepi
Hidupmu penuh dengan lika-liku
Menunggu tak lagi berguna untuk bertahan
Walaupun kaki terbakar panas aspal
Biarpun kepala di hujani asam laut
Tubuh tetap kokoh, tinggal dalam doa
DaN kulit menjadi pekat ketat
Tangan tetap mengepal
Otot harus menyala
Terangi jalan menuju kebebasan
Bebas menentukan tujuan
Hitam lebam kau punya badan
Keriting pikiranku
Kutinggalkan semua teman
Semua yang tersisa dari masa muda
Sebab Tantangan tak lagi bertaring
Kini aku di timur indonesia
Hanya karena hidup yang tak mau menunggu
2 komentar:
di papua niy bro?
yoi bro.., tp udh pulang sih..
Posting Komentar