08 Januari 2013

Selembar Malam Tanpa Judul

Tak cukup malam kah, kawan?
Untuk kita saling membongkar masa lalu
Menyusunnya santun di sudut taman
di ujung langkah kita yang tersisa dan terbata

Tak cukup malam kah, kawan?
Untuk sekedar terlena lekuk-lekuk sunyi
Yang menari anggun di dalam hujan
di dalam keramaian yang remang tak bergerak

tak cukup malam kah? Kawan
Kita terduduk di salah satu sudutnya
Terdiam., terpaku. membiarkan mimpi kita terbaca oleh angin
Membiarkan tubuh kita terbaca oleh gerimis
di selembar malam tanpa judul

-Dedicate to: Oik, Doms, Bert, Dri (Taman Menteng)-

Tidak ada komentar: