06 Agustus 2009

Rayuan Rumit

Aku ingin mengenalmu, seperti kau ingin mengenalku
Tapi kenapa tampak begtiu rumit
Baiklah, kucoba ungkapkan lewat puisi
Dari sisi pandangku

Kau:
Sepasang burung perkutut diatas loteng
Suara anak-anak kecil bermain di taman
Kendaraan bermotor lalu-lalang
Aku:
Satu dari tersisa, dengan gerimis di hati
Mengetuk pintu cahaya, antarkan bunga padam
Terbakar di kepala, duri retak menyala

“Ah., dasar pemabuk. Terlalu banyak minum puisi.”