Jalan ini panjang sobat
Penuh batu dan berlubang
Kadang serakah pada umur
Dan kau pun tau tentang debu
Tapi, semua terlihat jalan
yang papah, yang bosan,
yang luka, yang tegap
Hanya saja likunya melelahkan
Disepanjang sisinya
ada jendela-jendela mengintip
pintu-pintu yang menganga
dan juga tiada atap
Semua bisa ada padamu
Itupun jika kau mau
menambah sedikit tanya
Dan sebelum kepastian tiba
dengarkanlah dulu…
(Hei.. dengarkan dulu..)
Apakah nasib cerita tanpa telinga
seperti ditikam sahabat
Apakah nasib telinga tanpa cerita
seperti cetek, dangkal
Tak ada pilihan untuk berjalan
hanya saja jalan mana lalumu
yang terus mengulur pada umur
Dalam jejak terkumpul
jangan hentikan selain waktu
Karena jarak selalu ada
Dan setiap tuju tiada akhir
Di bayang jiwamu
Kulihat lelah menjadi tua
yang kelabu menerka jarak
dan, tiada sisa untuk melangkah
“Cukup” katamu
“untuk kepastian yang tertunda
kukembalikan pada waktu”
Dan akupun menjadi tau,
Agar esok kutinggalkan
kain dan doa padamu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar