Pergilah...
dan bubarkan semangat itu…
Sebab disini tak ada lagi nyata
Hanya mimpi yang tak pernah terpejam
Palingkan pandangmu
Bawa pergi lembar-lembar itu
Tapi tinggalkan sebuah pena
untuk kutoreh pada dinding udara
Mereka seperti patung bagiku
yang tua bernapas, dan ada saat berakhir
yang telah masam, dan mulai membatu
yang mengakar dilangit jingga
“dan mereka mulai betanya-tanya”
Ooo…
Seperti tinggi, sombong
bukan suatu keinginan
Menjadi rendah, terasing
bukan pula tujuan
yang lebih bukan untukmu
tapi kalah tak ada di kita
“yang tertunduk terlihat seperti ragu”
maka,
Adakah rajut warnamu
atau langkahmu serupa angin
dan mata yang tertancap dalam
mungkin bisik alam dilangit pikirmu
Adakah baramu…
“beberapa ada yang mulai beranjak”
Ooo…
Kulihat amarah diwajahmu
Kepal yang tampak meruncing
Seperti sinis pandangmu
mengecam dan menuduh kejam
Pada sajakku yang hitam
“dan yang sadar kembali pulang
yang mimpi tetap terpasung”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar