Bumi berbisik pada angin
yang tertiup dari pusat timur
tentang darah yang mengalir
membentuk telaga dihatinya
“disana semua mimpi dan nyata telah menguap
memadat seperti kristal menyatu di awan permai
menunggu waktu tuk curahkan kebisuan”
(lirih tangis yang menggema ledakan
pada dinding-dinding laras senjata
menjemput gumpalan asap mesiu
untuk membungkus anak manusia
mengantar dendam pada tidur yang kekal)
“disana ada kobaran membakar hari-hari
ada pertikaian tak berujung, ada korban perjuangan,
juga diam yang mengerti”
Hentikan..,
sebelum kukirim penyesalan
dari ruang hampa udara
jadikan segalanya berakhir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar