Hari itu kupaksakan syairku bersenandung
karena sunyi berdiam diri dan sepi entah kemana
sembunyi-sembunyi kunikmat sebatang candu ayahku
Di malam itu kupaksa syairku naik perahu kayu
aku berkata padanya tidak akan tinggal janji
walaupun hanya sebatas awan, asalkan teduh
Malam itu pula aku tidur diatas syairku, kelelahan
setelah lama bercumbu, terbakar nafsu
kini, syairku hamil tujuh bulan
Dua bulan berlalu waktu ditunggu
syairku melahirkan syairku
kutimang tiada ragu, seperti lagu
Syairku sayang jangan jadi malang, suatu saat nanti kau dikenang
Syairku sayang tumbuh mengembang, kelak nanti kau jadi kembang
Syairku sayang, dewasa nanti semoga kau bertemu penyair tampan
yang mampu kendalikan nafsu
dan mencumbumu dalam buku
melahirkan sajak-sajak baru
-ruangbisu, 0209-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar