12 April 2009

MAHKOTA HIJAU

Di hari yang masih subuh benar, ketika kelahiran akan tiba dengan setianya.
Kutemukan sepucuk Cinta tergeletak, terjatuh di reruntuhan embun pagi.
Melepaskan pandangnya ke ruang angkasa yang nampak semakin sunyi.
Dengan tatapan meredup pada waktu, yang lewat tanpa sempat menyapa
Menghentikan langkah kaki ini, mengukir jejak dalam syair…

Ah.. seperti Cinta yang kukenal dulu, ketika tercipta di ujung masa…
dia yang menempati dasar terdalam, menjadi inti kehidupan sempurna
dia yang menghangatkan dan juga membekukan semesta raya
dia yang dulu penuh kehijauan, begitu murni menyelimuti rasa
tapi kini begitu pucat tampak pada jubahnya…

lalu tiba-tiba saja, matanya memancarkan bait kata-kata:
“aku telah tiba diujung jarimu penyair hijau,
bawakan sekotak coklat untuk kekasihmu
dan bibit bunga sejati yang hampir layu
untuk tumbuh di dataran jiwamu”

“Bukan kuasa ini atas cintamu, Cinta. Melainkan sebaliknya.
Bila layu harus tumbuh tegar, maka indahlah pada nyata itu.
Diatas segala bermakna, biar kukibaskan kembali jubah hijaumu”

Dan ketika pagi telah lahir, ku-sisipkan Ia di buratan cahayanya.
Menari-nari lentik pada dinding udara, menemani senja ke laut biru.
Kemudian kepada hari-hari lagi, dibenamkannya Mahkota Hijau…
Mahkota Cinta Hijau nan lestari…


-pesertalombapuisihijau-

Tidak ada komentar: