Hanya sisa-sisa gerimis yang datang menghibur sore itu
Setelah lelah ia bertutur lewat mendung di langit biru
Dan kata-kata yang tersusun terus menerus tanpa batas
Mengantarkan sunyi yang tak berujung, tak beralas
Ku coba lukis senyummu pada udara malam yang dingin
Namun tiada warna kutemukan dalam lekuk namamu
Cukup sering kutanyakan pada sinar bulan yang bening
Tentang arti cahaya-cahaya itu, yang datang hanya terkadang
Dari bulat matamu ketika akhir pertemuan kita tempo dulu
Pada garis bibirmu yang tersenyum seketika itu menikam di benakku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar