18 April 2010

Tragedi Tanjung

Kau menikam aku sahabat!
Kenapa..? Padahal kita satu ayah diatas
Mereka menangisi aku, hingga darah air matanya
Ketika kau ukir namaku di ujung pisau ibumu,
di lemparan lembing batumu

Sama laut sama cakrawala, kita pandangi setiap waktu
Dari senja yang satu ke senja yang lain berganti
Dari jiarah ke jiarah yang sama,
kerap kali kita bertemu dalam doa
Dan nisanmu nisanku juga, tempat sujud dan sedekah

“tapi, bukankah mereka mati membawa arti,
yang memang berat untuk di mengerti”

Tidak ada komentar: