Kubongkar lagi seluruh selubung tubuh
dan angin menatap dengan mata telanjang
Kusingkirkan semua helai dan ikatan
semua simpul dan ingatan
Hingga tampaklah rimbun rerumputan
diselah-selah tanah tandus, disekitar sudut-sudut rahasia
Langkah kaki segera beranjak menuju pintu dibalik cermin
pintu berlambang kepolosan, kemurnian tubuh tanpa kata-kata
Kau tak boleh masuk sebelum kau tanggalkan segala sampah yang melekat
sampah dunia yang berbentuk dan berbau, segala yang terlihat oleh mata
Sungai yang mengalir dibalik pintu dan berhulu dalam bak itu
telah merindukanku sebelum aku sempat bertanya
Setelah itu, ku kunci rapat pintu tanpa celah, agar anginpun tak dapat mengintip
lalu ritualpun dilaksanakan, ritual wajib di pagi hari
dan sore hari bila tak lupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar