Sedang Belati, sudah bermain dengan pisau dan pecah beling
Mereka bertemu di sebuah gereja mungil
Tanpa bicara, mungkin hanya tatap mata
Lalu pulang dengan segenggam kisah yang belum selesai
Sekian waktu berlalu,
Gadis kecil tumbuh serupa mekar bunga yang bercahaya selengkung
pagi
Sekali waktu seekor
kumbang hinggap sesaat lalu meninggalkannya
Dalam hati bunga remaja inginkan buah, panas hujan gugurkan
impiannya
Sedang Belati,
Selalu bertaruh dengan waktu, bagai batu bergulir dalam
rimba kata
Sering kali batu terlempar jauh, hingga hilang ditengah laut
mimpi
Tetapi selalu saja kembali dalam doa ibu, dengan pisau dan
layang-layang
Mereka lalu bertemu lewat udara, kata demi kata saling
berjatuhan
Beberapa jatuh dalam hati, lainnya masih mencari arti
Sebuah belati kecoklatan dan sekuntum bunga cahaya
Kisah yang indah, tajam, wangi dan menyengat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar